Selasa, 02 April 2013

ANALISIS CADANGAN KLAIM GRUP TERM LIFE & ENDOWMENT


PRODUK ASURANSI PT. “WIHAI”

PT. Asuransi “WIHAI” membuka produk asuransi grup dengan dua jenis. Jenis asuransi tersebut adalah Asuransi Grup Term Life dan Asuransi Grup Endowment. Perbedaan kedua jenis produk asuransi yang telah disebutkan adalah sebagai berikut :

  1. Asuransi Grup Term Life
Produk ini berlaku untuk usia 20 tahun sampai 65 tahun dengan jumlah minimal peserta asuransi sebanyak 100 orang. Periode asuransi selama 25 tahun, manfaat yang akan didapat peserta asuransi pada produk ini adalah uang pertanggungan yang akan diakumulasi dari uang premi dan bunga selama 25 tahun. Manfaat tersebut akan didapat peserta asuransi jika ada yang meninggal dunia, tetapi jika selama periode awal sampai periode asuransi berakhir peserta masih hidup, maka tidak akan mendapatkan apa-apa.

  1. Asuransi Grup Endowment
Produk ini berlaku untuk usia 20 tahun sampai 65 tahun dengan jumlah minimal peserta asuransi sebanyak 100 orang. Periode asuransi selama 25 tahun, manfaat yang akan didapat peserta asuransi pada produk ini adalah uang pertanggungan yang akan diakumulasi dari uang premi, dikalikan dengan bunga kemudian dikurangi resiko pertahunnya selama 10 tahun. Manfaat tersebut akan didapat peserta asuransi jika selama periode kepesertaan ada yang meninggal dunia, kemudian jika selama periode  sampai periode asuransi berakhir peserta masih hidup, peserta akan mendapatkan uang sebesar 10% dari uang pertanggungan. Jika masih hidup sampai tahun ke-15 akan mendapatkan uang sebesar 30% dari uang pertanggungan. Jika masih hidup sampai tahun ke-20 akan mendapatkan uang sebesar 50% dari uang pertanggungan. Jika sampai periode berakhir yaitu tahun ke-25 masih hidup, maka tidak akan mendapatkan apa-apa.

Ilustrasi Produk Asuransi Grup Term Life
Sebuah grup yang terdiri dari 100 orang akan mengikuti produk Asuransi Grup Term Life dengan ketentuan sebagai berikut :
  1. Periode asuransi selama 25 tahun
  2. Penghasilan rata-rata bulanan peserta asuransi sebanyak Rp 5.000.000,-
  3. Usia peserta asuransi antara 20 tahun sampai 65 tahun.
  4. Usia risiko rata-rata peserta asuransi adalah 50 tahun.
  5. Risiko rata-rata peserta asuransi berdasarkan Tabel Mortalitas tahun 2011 : 0.00428.
  6. Premi yang dibayarkan peserta sebanyak Rp 1.000.000,- per tahun.
  7. Uang pertanggungan selama 10 tahun sebesar Rp 60.000.000,- per orang.
  8. Uang pertanggungan selama 25 tahun sebesar Rp 150.000.000,- per orang.
  9. Bunga sebesar 6% per tahun.

Berdasarkan ketentuan-ketentuan di atas, maka akan diperoleh tabel ilustrasi sebagai berikut :




Ilustrasi Produk Asuransi Grup Term Life
Sebuah grup yang terdiri dari 100 orang akan mengikuti produk Asuransi Grup Term Life dengan ketentuan sebagai berikut :
  1. Periode asuransi selama 25 tahun
  2. Penghasilan rata-rata bulanan peserta asuransi sebanyak Rp 5.000.000,-
  3. Usia peserta asuransi antara 20 tahun sampai 65 tahun.
  4. Usia risiko rata-rata peserta asuransi adalah 50 tahun.
  5. Risiko rata-rata peserta asuransi berdasarkan Tabel Mortalitas tahun 2011 : 0.00428.
  6. Premi yang dibayarkan peserta sebanyak Rp 1.000.000,- per tahun.
  7. Uang pertanggungan selama 10 tahun sebesar Rp 60.000.000,- per orang.
  8. Uang pertanggungan selama 25 tahun sebesar Rp 150.000.000,- per orang.
  9. Bunga sebesar 6% per tahun.
  10. Tahun ke-10 jika masih hidup akan mendapatkan 10% dari uang pertanggungan.
  11. Tahun ke-15 jika masih hidup akan mendapatkan 30% dari uang pertanggungan.
  12. Tahun ke-20 jika masih hidup akan mendapatkan 50% dari uang pertanggungan.
  13. Jika lewat dari tahun ke-25, maka tidak akan mendapatkan apa-apa.

Berdasarkan ketentuan-ketentuan di atas, maka akan diperoleh tabel ilustrasi sebagai berikut :








Tugas Kelompok Sistem Informasi Asuransi & Keuangan :
  1. Hifshan Riesvicky
  2. Karimah Nuzulina
  3. Mahisa Ajy Kusuma
  4. Nur Fisabilillah
  5. Wahyu Pratama

Kelas : SMSI-01
Dosen : Dr. Prihantoro

CADANGAN KLAIM PADA ASURANSI JIWA


Setiap perusahaan asuransi, khususnya asuransi jiwa, harus memiliki cadangan yang dikenal dengan cadangan klaim. Hal ini dikarenakan pada suatu titik tertentu terdapat kemungkinan bahwa seorang nasabah akan mengajukan klaim tersebut.


ILUSTRASI 1 :


Seorang nasabah bernama Rukawa yang berusia 40 tahun mengikuti asuransi yang diasumsikan periode asuransi selama 15 tahun. Periode 0 hingga 10 tahun tersebut disebut dengan periode pengumpulan premi dimana nasabah harus membayar biaya premi selama 10 tahun. Namun, jika masa periode premi telah mencapai 10 tahun, nasabah tidak perlu lagi membayar premi pada periode selanjutnya yaitu periode 10 - 15 tahun dikarenakan pihak asuransi akan memberikan Uang Pertanggungan (UP) kepada nasabah. Pada usia 50 - 55 tahun dapat diketahui bahwa usia tersebut merupakan tahun risiko dari seorang nasabah. Pihak asuransi memberikan UP sebesar 20% untuk periode 12 tahun dan UP sebesar 30% untuk periode 14 tahun apabila nasabah tersebut tetap hidup pada usia 50 - 55 tahun. Oleh karena itu, pihak asuransi harus membuat cadangan klaim sejalan dengan kenaikan risiko kematian. Cadangan klaim tersebut diperoleh dari hasil investasi.



Berdasarkan ilustrasi tersebut dapat diketahui bahwa hal yang harus dihitung adalah sebagai berikut:
1.   Besarnya premi yang terkumpul,
2.  Cadangan yang harus disediakan hingga tahun ke-15, dan
3.  Batas waktu pengumpulan (seperti besarnya bunga).

Beberapa hal yang harus diketahui oleh perusahaan asuransi dalam menentukan cadangan klaim, yaitu: 
1.  Sebuah perusahaan asuransi harus mengetahui paket asuransinya seperti grup atau personal. Ada dua tipe grafik, yaitu Grup dan Personal. Pada tipe Grup, usia yang digunakan diperoleh dari rata-rata usia nasabah dalam satu grup/kelompok tersebut. Sedangkan, pada tipe Personal, usia yang digunakan diperoleh hanya dari usia nasabah itu sendiri. 
2.   Sebuah perusahaan asuransi harus mengetahui informasi dimana suku bunganya adalah sebagai berikut:
  1 - 20 M = 8%
11 - 25 M = 8.5%
25 - 50 M = 9%
> 50 M     = 11%
3.      Sebuah perusahaan asuransi harus mengetahui program asuransinya. Jika nasabah tetap hidup hingga batas akhir pembayaran premi, maka nasabah tidak akan mendapatkan Uang Pertanggungan (UP). Namun, jika nasabah tetap hidup hingga batas akhir pembayaran premi, maka nasabah akan mendapatkan beberapa persen dari Uang Pertanggungan (UP) sebesar 20% untuk periode 12 tahun dan UP sebesar 30% untuk periode 14 tahun.


ILUSTRASI 2 :



Terdapat 10 nasabah dengan Uang Pertanggungan (UP) sebesar Rp 10.000.000,- dan premi sebesar Rp 500.000 per tahun selama 10 periode. Investasi perusahaan diperoleh dari obligasi dan capital gain
Asumsi :
Tahun ke-3 = 1/1000
Tahun ke-6 = 2/1000
Tahun ke-8 = 3/1000
Tahun ke-10 = 4/1000

Perusahaan akan memperoleh premi pertama hingga premi ke-10 dengan rincian sebagai berikut: 
1.     Asumsi bahwa tidak ada nasabah yang meninggal hingga periode ke-10:
·      f(1)      =     5 juta
·      f(2)      =     5 juta + 1%
·      f(3)      =     5 juta + f(2)
·      f(4)      =     5 juta + f(3)
·      f(5)      =     5 juta + f(4)
·      f(6)      =     5 juta + f(5)
·      f(7)      =     5 juta + f(6)
·      f(8)      =     5 juta + f(7)
·      f(9)      =     5 juta + f(8)
·      f(10)    =     5 juta + f(9)

2.     Asumsi bahwa terdapat nasabah yang meninggal di tahun ke-3 pengumpulan premi:
·      f(1)      =     5 juta - risk
·      f(2)      =     5 juta + 1%    - risk
·      f(3)      =     5 juta + f(2)    - risk
·      f(4)      =     5 juta + f(3)    - risk
·      f(5)      =     5 juta + f(4)    - risk
·      f(6)      =     5 juta + f(5)    - risk
·      f(7)      =     5 juta + f(6)    - risk
·      f(8)      =     5 juta + f(7)    - risk
·      f(9)      =     5 juta + f(8)    - risk
·      f(10)    =     5 juta + f(9)    - risk


PEMBENTUKAN CADANGAN KLAIM :
Tipe terbagi menjadi 2:
1. Grup
     a. GTL (Group Term Life)
          - Bulanan
          - Tahunan
          - Sekaligus
     b. GE (Group Endowment) / Dwiguna
          - Bulanan
          - Tahunan
          - Sekaligus
2. Personal


Berikut ini adalah mapping dari pembentukan cadangan klaim:




CUSTOMIZE CADANGAN GTL :





















Minggu, 10 Maret 2013

ANALISIS JURNAL AGENSI ASURANSI



Judul Jurnal    : Hubungan Antara Hardiness Dengan Intensi Turnover Pada Agen Produksi    Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 Di Wilayah Asper Semarang
Penulis      : Ellyza Mutiarasari Utami, Harlina Nurjahjanti, S,Psi, M,Si, Prasetyo Budi  Widodo,S,Psi, M,Si
Sumber          : klik disini!

           

Jurnal ini menjelaskan tentang keterkaitan antara Hardiness dengan intensi Turnover yang terjadi pada agen produksi Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 di Asper Semarang. AJB Bumiputera 1912 merupakan satu-satunya perusahaan asuransi jiwa di Indonesia yang bersifat mutual life dimana pemilik perusahaan adalah pemegang polis asuransi sehingga modalnya berasal dari nasabah. Dampak krisis global mempengaruhi kinerja AJB Bumiputera 1912 dalam beberapa hal. Hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 26 dan 29 Juni 2009 kepada atasan dan beberapa subjek yaitu agen asuransi AJB Bumiputera 1912 yang menyatakan bahwa krisis globab membuat para agen mengalami kesulitan dalam mendapatkan pemegang polis yang baru.
            Metode penelitian yang digunakan pada jurnal ini meliputi variabel kriterium (intensi turnover) dan variabel prediktor (hardiness). Tinggi rendahnya turnover pada subjek dilihat berdasarkan skor total skala intensi turnover. Semakin tinggi skor intensi turnover yang diperoleh subjek, maka semakin tinggi intensi turnover subjek, dan sebaliknya. Sedangkan, tinggi rendahnya hardiness pada subjek dilihat berdasarkan skor total skala hardiness. Semakin tinggi skor hardiness yang diperoleh subjek, maka semakin tinggi tingkat hardiness pada subjek, dan sebaliknya. Populasi dalam penelitian ini adalah agen produksi AJB Bumiputera 1912 di kantor-kantor cabang AJB Bumiputera di wilayah Asper Semarang. Adapun pengambilan sampel yang dilakukan tersebut menggunakan teknik cluster random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan alat bantu skala psikologi yang diberikan kepada sampel penelitian. Dalam penelitian ini digunakan dua skala untuk mengukur intensi turnover dan hardiness. Pemberian skor untuk item favorable bergerak dari lima sampai dengan satu, yaitu skor 5 untuk jawaban Sangat Sesuai (SS), skor 4 untuk jawaban Sesuai (S), skor 3 untuk jawaban Netral (N), skor 2 untuk jawaban Tidak Sesuai (TS), dan skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS). Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi satu jalur dengan menggunakan program Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 15.0.
            Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terdapat hubungan negatif antara hardiness dengan intensi turnover pada agen produksi AJB Bumiputera 1912 di wilayah Asper Semarang. Semakin tinggi hardiness maka akan semakin rendah intensi turnover. Hipotesis dalam penelitian ini diterima. Hardiness memberikan sumbangan efektif sebesar 37,3% terhadap intensi turnover pada agen produksi AJB Bumiputera 1912 di wilayah Asper Semarang.